Inti pesan surat Abasa adalah Allah
mengingatkan Rasulullah Muhammad saw tentang skala prioritas menjalankan misi
dakwah. Bahwa melayani rakyat miskin itu lebih utama daripada memperhatikan para
pembesar dan bangsawan karena berharap keimanan mereka.
Hal itu disampaikan KH Sachroji
Bisri saat Kajian Tafsir Alquran Berdasarkan Turunnya Wahyu dengan Pendekatan
Strategi Taktik di Pesantren Mahasiswa Rausanfikr Surabaya, Sabtu (11 Februari 2017). Kajian tafsir ini memakai kitab Jalalain
karangan Jalaluddin Mahmud Mahaly dan
Jalaluddin Abdurrahman Suyuthi.
Asbabunnuzul surat ini menjelaskan
ketika Nabi Muhammad berbincang dengan pembesar Quraisy seperti Utbah bin
Rabiah, Walid bin Mughirah, Abbas bin Abdul Muthalib, dan Abu Jahal tiba-tiba
masuk Abdullah bin Ummi Makhtum yang buta memotong pembicaraan meminta
pengajaran Islam. Wajah Nabi tampak cemberut karena pembicaraannya disela.
Bang Oji, demikian panggilan KH
Sachrodji Bisri, menjelaskan, surat ini memang teguran kepada Nabi agar kalau
datang rakyat miskin yang sudah jelas keislaman dan keimanannya agar
diperhatikan meskipun saat itu ada pertemuan penting dengan para pembesar
kafir.
”Ayat-ayat dalam surat ke-80 ini
adalah gambaran cara Allah menegur dengan bahasa yang halus,” sambung dia. ”Coba
perhatikan ayat pertama ‘abasa wa tawallaa
yang artinya dia telah cemberut dan berpaling,” ujar dia.
Kalimat itu, kata Bang Oji, disampaikan tanpa
menyebut domir (subjek) secara langsung. Lantas siapakah yang dimaksud dia yang
cemberut itu? Nabi Muhammad. Kenapa Allah tidak langsung menyebut nama nabi saja
kalau ingin menegur? ”Itulah gaya bahasa yang dipakai Allah untuk mengingatkan.
Meskipun teguran keras tapi tetap disampaikan dengan halus dengan tidak
menyebut nama langsung,” sambungnya.
Bang Oji juga menegaskan, meskipun
surat ini berisi teguran namun bukan berarti Nabi Muhammad mempunyai kesalahan.
”Ayat itu menegaskan tentang mengutamakan orang muslim yang meminta pengajaran
didahulukan daripada memperhatikan pembesar yang tidak jelas komitmennya,” kata
dia.
Alquran, sambung dia, sesungguhnya
peringatan bagi orang-orang yang mau diingatkan. Biasanya orang cilik dan
miskin yang mau mendengar peringatan itu. Pembesar dan orang kaya suka abai dan
meremehkan ajaran Islam.
Seperti disampaikan Allah dalam
ayat 2, 3 dan 4 bahwa orang buta yang yang datang itu ingin menyucikan dirinya
atau mendapat pengajaran yang bermanfaat. Sedangkan orang-orang kaya yang
mendapat perhatian namun tetap kafir (ayat 5,6,7).
Tafsir dari surat ini yang dapat
diambil pelajaran adalah skala prioritas pembangunan adalah memperhatikan
kesejahteraan rakyat kecil bukan mengutamakan orang kaya. Dalam praktiknya,
rakyat miskin yang memiliki militansi dan kesetiaan malah digusur demi memenuhi
kenyamanan orang kaya. sgp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar