Selasa, 28 Maret 2017

Kisah Pak AR Pimpin Yasinan



Juru dakwah itu harus cerdas memahami situasi di lapangan. Kecerdasan itu dapat diukur dari jurus keluar saat memasuki situasi sulit. Contoh dai cerdas itu adalah Ketua Umum Muhammadiyah periode 1968-1990, KH AR Fachruddin.
Kisah dakwah ini diceritakan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Nadjib Hamid MSi, dalam Sarasehan Misi Dakwah PCM Lakarsantri, Selasa (28/3) siang.
Cerita ini, ujar Nadjib, pengalaman Pak AR, panggilan KH AR Fachruddin, semasa muda menjadi guru di Sumatra. ”Tiap berangkat kerja selalu melewati rumah seorang ulama. Saat ulama itu di luar Pak AR selalu menyapa. Semula tidak dijawab. Lalu menjawab singkat wa alaikum. Karena sering disapa akhirnya ulama itu menjawab salam lengkap layaknya sesama muslim.
            ”Kemudian Pak AR ditanya, tuan guru ini orang Muhammadiyah kan?. Dijawab, benar. Ulama itu berkomentar, orang Muhammadiyah kok baik ya. Padahal biasanya suka menghujat kita bid’ah. Nah, ternyata cara dakwah Pak AR ini mampu menghapus cap buruk Muhammadiyah,” kata Nadjib.
            Pada akhirnya, sambung Nadjib, Pak AR diundang  acara yasinan.  Ulama tadi meminta Pak AR memimpin membaca surat Yasin. Mungkin menguji apakah orang Muhammadiyah bisa yasinan. Karena Pak AR tidak pernah ikut yasinan tentu saja bingung bagaimana tata cara membacanya. Tapi Pak AR tidak kurang akal. Dia buka acara itu dengan pertanyaan kepada jamaah bagaimana cara yasinan biasa dilakukan. Jamaah pun bercerita.
Mengetahui tradisi yasinan sekadar membaca surat Yasinan dan berdoa lantas Pak AR membuat tawaran. ”Setelah paham lalu Pak AR menawarkan, bagaimana kalau yasinan malam ini pakai model lain. Saya akan terangkan makna ayat-ayat surat Yasin ini. Jamaah setuju dengan usulan ustad undangan ini,” tutur Nadjib.
 Maka malam itu yasinan berubah menjadi pengajian tafsir surat Yasin. Setelah acara usai, Pak AR menanyakan pendapat jamaah model yasinan model baru ini. ”Semua jamaah menjawab, mantap. Bisa diteruskan,” cerita Nadjib. ”Jika yang diundang yasinan bukan Pak A.R. pasti pasti komentarnya itu tradisi bid’ah yang tidak perlu dihadiri. Maka hilang kesempatan berdakwah ala Pak A.R.,” sambungnya. sgp

Tidak ada komentar: