Senin, 28 Agustus 2017

Tradisi Mekkah Melindungi Islam



Meskipun terjadi kegaduhan politik dan gesekan kepentingan, Kota Mekkah tetap aman bagi Nabi Muhammad untuk merintis penyebaran Islam. Di sinilah tempat kelahiran Nabi Muhammad dan terbitnya agama Islam. Kota yang didoakan oleh leluhur para nabi yakni Nabi Ibrahim sebagai kota aman untuk keturunannya.
              
  Dalam perkembangannya kota di pedalaman gurun pasir itu menjadi ramai didatangi peziarah setelah mempunyai sumber air zamzam dan pembangunan kakbah sebagai altar penyembahan kepada Allah yang kemudian dikenal sebagai haji. Mekkah akhirnya menjadi kota lintasan perdagangan dan suku-suku mulai menetap di situ.

 Penduduk Mekkah membangun aturan untuk menjaga ketertiban umum yang dijaga dari tradisi ke tradisi. Aturan pidana dan perdata yang melindungi internal dan antar suku untuk menyelesaikan persoalan yang muncul.

                Suku-suku memiliki peran mengatur kota. Suku Quraisy sebagai keturunan pembangun Mekkah menguasai sumur zamzam dan kunci kakbah. Menjamin keamanan tamu-tamu yang datang berziarah untuk haji maupun berdagang.

                ”Itulah gambaran dari ayat wa hadzalbaladil amiin dari surat AtTiin. Kota yang aman itu adalah Mekkah. Aman karena dijaga oleh tradisi suku-suku penduduknya. Aman untuk peziarah haji. Aman juga untuk Nabi Muhammad yang mengembang Islam mulai dari kota itu,” kata KH Sahrodji Bisri dalam Kajian Tafsir Al Quran Berdasarkan Turunnya Wahyu dengan Pendekatan Strategi Taktik di Pesantren Mahasiswa Rausanfikr Surabaya, Sabtu, 13 Mei 2017.

                KH Sahrodji menjelaskan, walaupun Nabi Muhammad ketika menyiarkan Islam dimusuhi dan diancam oleh elite Quraisy tapi tidak ada yang berani menyentuh apalagi membunuh Nabi Muhammad. Sebab Nabi secara aturan dilindungi oleh tradisi sukunya dari kabilah Bani Hasyim.

                ”Tradisi melindungi anggota suku di kalangan bangsa Arab ini sangat kuat. Bisa jadi secara individu ada perbedaan ideologis tetapi jika ada satu anggota suku diganggu suku lain wajib dibela. Sebab itu sama dengan membela kehormatan suku. Perbedaan ideologis per individu diabaikan dulu,” ujar Bang Oji, panggilan akrab KH Sahrodji Bisri.

                Sewaktu Nabi Muhammad menyebarkan misi kenabian, kepala kabilah Bani Hasyim adalah Abu Thalib. Maka pamannya itu menjadi pelindung Nabi walaupun secara pemikiran dua orang ini ada perbedaan pemikiran. Adalah fakta Abu Thalib tidak menerima Islam. Tapi kewajiban sebagai kepala kabilah menjamin keamanan dan keselamatan anggotanya.

Dalam suasana tradisi seperti inilah Islam bisa berkembang di kota Mekkah. Di bawah ancaman, penghinaan, makian dari orang-orang yang tidak suka,  Islam terus menyebar pelan-pelan ke hati penduduk kota meskipun kebanyakan rakyat miskin. Aturan tradisi melindungi Nabi.

Orang sejahat Abu Jahal hanya bisa menggertak dan memaki Nabi Muhammad. Tidak berani dia membunuhnya meskipun mempunyai niat membunuh Nabi. Ketika Abu Jahal nekat menyentuh dan menyakiti Nabi di depan orang banyak, maka Hamzah, yang saat itu belum Islam, datang menuntut balas dan balik menghajar Abu Jahal tanpa perlawanan. Sebab Abu Jahal pun tahu aturan tradisi itu.

Orang terhormat bangsawan Quraisy sekaliber Walid bin Mughirah yang sangat dihormati penduduk Mekkah tidak berani bertindak menangkap Nabi. Tapi dia harus berbicara dulu kepada Abu Thalib, kepala kabilah Bani Hasyim, agar mengendalikan kegiatan Nabi.

Tradisi perlindungan ini membawa konsekuensi baik dan buruk yang ditanggung bersama oleh semua anggota kabilah. Contoh saat terjadi pemboikotan untuk menghentikan kegiatan dakwah Nabi, yang menanggung risiko aksi boikot itu bukan hanya Nabi dan anak istrinya tetapi seluruh anggota kabilah Bani Hasyim merasakan akibatnya. Mereka kelaparan karena tidak ada suku lain yang mau berdagang bahan makanan dan barang lainnya. Bayangkan, ini terjadi selama dua tahun.

Sayangnya, tradisi kabilah ini menguntungkan bagi orang yang memiliki pelindung. Budak-budak yang berbeda pemikiran dengan majikannya, atau orang-orang miskin yang tidak memiliki perlindungan menjadi sasaran pelampiasan kemarahan orang Quraisy yang benci Islam. Itulah yang menimpah Bilal bin Rabah, keluarga Yasir bin Amir, dan pengikut Nabi lainnya. sgp  

Tidak ada komentar: