Meskipun terjadi kegaduhan politik
dan gesekan kepentingan, Kota Mekkah tetap aman bagi Nabi Muhammad untuk
merintis penyebaran Islam. Di sinilah tempat kelahiran Nabi Muhammad dan terbitnya
agama Islam. Kota yang didoakan oleh leluhur para nabi yakni Nabi Ibrahim
sebagai kota aman untuk keturunannya.
Dalam
perkembangannya kota di pedalaman gurun pasir itu menjadi ramai didatangi
peziarah setelah mempunyai sumber air zamzam dan pembangunan kakbah sebagai
altar penyembahan kepada Allah yang kemudian dikenal sebagai haji. Mekkah
akhirnya menjadi kota lintasan perdagangan dan suku-suku mulai menetap di situ.
Penduduk Mekkah membangun aturan untuk menjaga
ketertiban umum yang dijaga dari tradisi ke tradisi. Aturan pidana dan perdata
yang melindungi internal dan antar suku untuk menyelesaikan persoalan yang
muncul.
Suku-suku
memiliki peran mengatur kota. Suku Quraisy sebagai keturunan pembangun Mekkah
menguasai sumur zamzam dan kunci kakbah. Menjamin keamanan tamu-tamu yang
datang berziarah untuk haji maupun berdagang.
”Itulah
gambaran dari ayat wa hadzalbaladil amiin dari surat AtTiin. Kota yang
aman itu adalah Mekkah. Aman karena dijaga oleh tradisi suku-suku penduduknya.
Aman untuk peziarah haji. Aman juga untuk Nabi Muhammad yang mengembang Islam
mulai dari kota itu,” kata KH Sahrodji Bisri dalam Kajian Tafsir Al Quran
Berdasarkan Turunnya Wahyu dengan Pendekatan Strategi Taktik di Pesantren
Mahasiswa Rausanfikr Surabaya, Sabtu, 13 Mei 2017.
KH
Sahrodji menjelaskan, walaupun Nabi Muhammad ketika menyiarkan Islam dimusuhi
dan diancam oleh elite Quraisy tapi tidak ada yang berani menyentuh apalagi
membunuh Nabi Muhammad. Sebab Nabi secara aturan dilindungi oleh tradisi
sukunya dari kabilah Bani Hasyim.
”Tradisi
melindungi anggota suku di kalangan bangsa Arab ini sangat kuat. Bisa jadi secara
individu ada perbedaan ideologis tetapi jika ada satu anggota suku diganggu
suku lain wajib dibela. Sebab itu sama dengan membela kehormatan suku.
Perbedaan ideologis per individu diabaikan dulu,” ujar Bang Oji, panggilan
akrab KH Sahrodji Bisri.
Sewaktu
Nabi Muhammad menyebarkan misi kenabian, kepala kabilah Bani Hasyim adalah Abu
Thalib. Maka pamannya itu menjadi pelindung Nabi walaupun secara pemikiran dua
orang ini ada perbedaan pemikiran. Adalah fakta Abu Thalib tidak menerima
Islam. Tapi kewajiban sebagai kepala kabilah menjamin keamanan dan keselamatan
anggotanya.
Dalam suasana tradisi seperti
inilah Islam bisa berkembang di kota Mekkah. Di bawah ancaman, penghinaan, makian
dari orang-orang yang tidak suka, Islam
terus menyebar pelan-pelan ke hati penduduk kota meskipun kebanyakan rakyat
miskin. Aturan tradisi melindungi Nabi.
Orang sejahat Abu Jahal hanya bisa
menggertak dan memaki Nabi Muhammad. Tidak berani dia membunuhnya meskipun
mempunyai niat membunuh Nabi. Ketika Abu Jahal nekat menyentuh dan menyakiti
Nabi di depan orang banyak, maka Hamzah, yang saat itu belum Islam, datang
menuntut balas dan balik menghajar Abu Jahal tanpa perlawanan. Sebab Abu Jahal
pun tahu aturan tradisi itu.
Orang terhormat bangsawan Quraisy
sekaliber Walid bin Mughirah yang sangat dihormati penduduk Mekkah tidak berani
bertindak menangkap Nabi. Tapi dia harus berbicara dulu kepada Abu Thalib,
kepala kabilah Bani Hasyim, agar mengendalikan kegiatan Nabi.
Tradisi perlindungan ini membawa
konsekuensi baik dan buruk yang ditanggung bersama oleh semua anggota kabilah.
Contoh saat terjadi pemboikotan untuk menghentikan kegiatan dakwah Nabi, yang
menanggung risiko aksi boikot itu bukan hanya Nabi dan anak istrinya tetapi
seluruh anggota kabilah Bani Hasyim merasakan akibatnya. Mereka kelaparan
karena tidak ada suku lain yang mau berdagang bahan makanan dan barang lainnya.
Bayangkan, ini terjadi selama dua tahun.
Sayangnya, tradisi kabilah ini
menguntungkan bagi orang yang memiliki pelindung. Budak-budak yang berbeda
pemikiran dengan majikannya, atau orang-orang miskin yang tidak memiliki
perlindungan menjadi sasaran pelampiasan kemarahan orang Quraisy yang benci
Islam. Itulah yang menimpah Bilal bin Rabah, keluarga Yasir bin Amir, dan
pengikut Nabi lainnya. sgp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar