Senin, 28 Agustus 2017

Penguasa Dholim Benci Rakyat Beriman



Penguasa menekan orang-orang beriman dan jujur ternyata sudah lumrah terjadi dalam sejarah. Kondisi itu terjadi di suatu negeri yang dipimpin penguasa korup dan dholim. Peristiwa ini dituliskan dalam Al Quran surat Al Buruj (85) yang terkenal sebagai kisah Ashabul Ukhdud, kaum pembuat parit penyiksaan.

KH Sachrodji Bisri menjelaskan, surat Al Buruj bercerita tentang penganut ajaran Nabi Isa yang percaya tauhid disiksa oleh penguasa dengan dimasukkan parit berisi api. Mereka orang beriman lelaki, perempuan, dan anak-anak. ”Penguasa itu dikenal dalam sejarah bernama Dzu Nuwas menguasai negeri Najran, Yaman, dari bangsa Yahudi,” ujar Bang Oji, panggilan akrab Sachrodji Bisri.

Kisah itu disampaikan Bang Oji dalam Kajian Tafsir Alquran Berdasarkan Turunnya Wahyu dengan Pendekatan Strategi Taktik di Pesantren Mahasiswa Rausanfikr Surabaya, Sabtu, 15 April 2017. ”Seperti diceritakan dalam ayat 4 – 7, penguasa dholim ini menikmati kedholimannya dengan menyaksikan siksaan orang-orang beriman yang dibakar dalam parit. Mereka menonton penyiksaan itu dengan duduk di atasnya,” katanya.

Kenapa mereka disiksa? Ayat 8 menerangkan karena rakyat beriman itu percaya kepada Allah yang menguasai kerajaan langit semesta dan bumi. ”Inilah repotnya memiliki penguasa yang tidak suka dengan rakyat beriman. Sebab orang beriman bakal merepotnya penguasa yang korup. Telinganya panas mendengarkan nasehat-nasehat baik,” sambungnya.

Bang Oji menerangkan, Nabi Isa sebenarnya bangsa Yahudi  tapi orang-orang Yahudi sendiri menolak ajarannya akibat hasutan ulama jahat yang tersinggung dengan kritikan Nabi Isa. Rupanya dendam itu turun temurun sehingga bangsa Yahudi yang menguasai Najran menangkapi penduduk negeri yang beriman mengikuti ajaran Nabi Isa.

”Nabi Isa dengan ajarannya dituduh makar karena itu ditangkap. Orang-orang beriman di Najran ini juga ditangkap dan dibakar dengan tuduhan hendak makar kepada penguasa. Padahal belum terbukti,  hanya khawatir  dan curiga saja nanti orang-orang beriman ini dinilai berbahaya dapat menggulingkan kekuasaannya,” kata Bang Oji.

Dalam ayat 10 dijelaskan, jika penguasa dholim ini makin sombong dan tidak segera taubat maka falahum adzabun jahanam walahum adzabun hariq. ”Penguasa itu mendapat siksa di dunia dan akhirat. Adzab jahanam itu ada yang mengartikan siksa akhirat, sedangkan adzab hariq dimaknai siksa dunia,” ujarnya.

 Apa bentuk siksa dunia ini? Macam-macam bentuknya bisa berupa kekuasaannya hancur, penguasa itu ganti ditangkap dan dipenjara oleh penggantinya, atau mengidap penyakit yang menyiksanya.

 Orang-orang beriman yang mati disiksa dan dituduh makar kepada penguasa oleh Allah diberi kehidupan surga indah dengan sungai mengalir. Sesungguhnya kehidupan surga itulah kemenangan besar (ayat 11).

Nikmat surga didapatkan oleh pejuang syahid karena Allah yang memiliki sifat ghafur artinya mengampuni dosa dan kesalahannya. Allah juga memberi segalanya kepada hamba yang mempertahankan keimanan karena Dia bersifat al Wadud.

Belajar dari surat al Buruj maka berhati-hatilah para penguasa yang suka menggali lubang parit penyiksaan agar kelak tidak tercebur ke parit yang digali sendiri. Seperti  kedholiman Dzu Nuwas akhirnya hancur di tangan orang hitam dari Abesinia. sgp    

Tidak ada komentar: