Bangsa Quraisy memiliki kebanggaan sejarah masa lalu. Yakni
dibela oleh Allah ketika tentara gajah pimpinan Abraha dari Yaman menyerang kota
Mekkah. Penduduk Mekkah yang memilih
mengungsi karena tidak berdaya menghadang kekuatan besar itu ternyata ditolong
oleh Allah dengan menurunkan burung ababil dengan membawa senjata mematikan.
Hal itu disampaikan KH Sachroji Bisri saat kajian surat Al
Fiil dalam Kajian Tafsir Alquran Berdasarkan Turunnya Wahyu dengan Pendekatan
Stategi Taktik di Pesantren Mahasiswa Rausanfikr Surabaya, Sabtu (15/10). Pengajian
itu juga mengupas surat Al Kaafiruun dan Al Falaq.
Kebanggaan masa lalu itu, ujar Bang Oji, panggilan akrabnya,
membuat bangsa Quraisy memiliki anggapan bahwa kepercayaan ideologi dan ibadah
yang dianutnya benar. Kepercayaan yang dikira bisa mendekatkan kepada Allah.
Padahal dalam perjalanan waktu, kepercayaan itu suka dimanipulasi oleh elite
masyarakat untuk kepentingan politiknya. Demi mempertahankan kemapanan yang
sudah dinikmati.
Manipulasi kepercayaan itu membuat bangsa Quraisy terjerumus
dalam ritual syirik. Mereka meyakini Allah sebagai Tuhan yang menciptakan alam
semesta namun juga percaya penyembahan lain sebagai perantara doa kepada Allah.
Kepercayaan ini membawa masyarakat kepada kesesatan.
Kondisi itulah yang bisa dipahami hikmahnya kenapa Allah
menurunkan kepada Nabi Muhammad surat Al Fiil. Lewat surat itu Nabi
mengingatkan agar masyarakat kembali kepada tauhid, hanya menyembah Allah yang
pernah menolongnya.
”Alam yaj’al kaidahum
fii tadhliil, bukankah dia, Allah, menjadikan strategi taktik mereka
menyerang kakbah dalam kegagalan?” kata Bang Oji menerangkan makna ayat kedua.
Ayat berikutnya wa
arsala alaihim thoiron abaabiil. ”Burung ababil itu sampai sekarang tidak
diketahui jenisnya. Ababil artinya kawanan. Tapi apakah itu benar burung?
Anggapan orang zaman dulu benda yang terbang di angkasa disebut thoiron, burung. Zaman sekarang bisa
jadi jet tempur, drone,” kata Bang Oji yang pernah berguru kepada KH Syamsuri
Badawi dari Ponpes Tebu Ireng.
Begitu pula ayat tarmihim
bihijarotin min sijjil suka
menimbulkan pertanyaan. Sebab sijjil artinya tanah yang dibakar. Tapi kemudian
dipahami tanah terbakar yang panas itu berasal dari neraka. Bagaimana dapat dijelaskan burung yang berada
di alam ghaib neraka itu dapat muncul di alam syahadah? Begitu pula bagaimana
dapat dijelaskan, burung dapat membawa
batu panas terbakar tanpa dirinya terbakar? Padahal batu itu ketika dilemparkan
ke musuh, maka tubuh tentara dan gajahnya hancur seperti dimakan ulat.
Dijelaskan, peristiwa itu memang dahsyat. ’Burung’ ababil
tentu sangat istimewa sehingga menabrak logika manusia. Misi penting surat Al
Fiil, Allah ingin membuka kembali memori bangsa Quraisy tentang bala tentara
pasukan gajah yang kuat itu dapat hancur lebur seperti daun lumat dimakan
binatang. Ketika tidak berdaya kemudian mereka pasrah maka Allah mengirimkan
kekuatan yang tidak disangka-sangka datangnya menyelamatkan mereka.
Penerapan dalam kehidupan kita, sambung Bang Oji, ketika
berdakwah pahami ideologi negara ini, sejarah masa lalunya. Siapa saja yang
berperan mendirikan dan membela bangsa ini. Setelah itu susun strategi dakwah
yang tepat sehingga ketika dakwah
menyinggung negara tidak membuat gaduh. (sgp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar