Selasa, 29 November 2016

Al Fiil dan Kegaduhan Politik





Bangsa Quraisy memiliki kebanggaan sejarah masa lalu. Yakni dibela oleh Allah ketika tentara gajah pimpinan Abraha dari Yaman menyerang kota Mekkah.  Penduduk Mekkah yang memilih mengungsi karena tidak berdaya menghadang kekuatan besar itu ternyata ditolong oleh Allah dengan menurunkan burung ababil dengan membawa senjata mematikan.
Hal itu disampaikan KH Sachroji Bisri saat kajian surat Al Fiil dalam Kajian Tafsir Alquran Berdasarkan Turunnya Wahyu dengan Pendekatan Stategi Taktik di Pesantren Mahasiswa Rausanfikr Surabaya, Sabtu (15/10). Pengajian itu juga mengupas surat Al Kaafiruun dan Al Falaq.
Kebanggaan masa lalu itu, ujar Bang Oji, panggilan akrabnya, membuat bangsa Quraisy memiliki anggapan bahwa kepercayaan ideologi dan ibadah yang dianutnya benar. Kepercayaan yang dikira bisa mendekatkan kepada Allah. Padahal dalam perjalanan waktu, kepercayaan itu suka dimanipulasi oleh elite masyarakat untuk kepentingan politiknya. Demi mempertahankan kemapanan yang sudah dinikmati.
Manipulasi kepercayaan itu membuat bangsa Quraisy terjerumus dalam ritual syirik. Mereka meyakini Allah sebagai Tuhan yang menciptakan alam semesta namun juga percaya penyembahan lain sebagai perantara doa kepada Allah. Kepercayaan ini membawa masyarakat kepada kesesatan.
Kondisi itulah yang bisa dipahami hikmahnya kenapa Allah menurunkan kepada Nabi Muhammad surat Al Fiil. Lewat surat itu Nabi mengingatkan agar masyarakat kembali kepada tauhid, hanya menyembah Allah yang pernah menolongnya.
Alam yaj’al kaidahum fii tadhliil, bukankah dia, Allah, menjadikan strategi taktik mereka menyerang kakbah dalam kegagalan?” kata Bang Oji menerangkan makna ayat kedua.
Ayat berikutnya wa arsala alaihim thoiron abaabiil. ”Burung ababil itu sampai sekarang tidak diketahui jenisnya. Ababil artinya kawanan. Tapi apakah itu benar burung? Anggapan orang zaman dulu benda yang terbang di angkasa disebut thoiron, burung. Zaman sekarang bisa jadi jet tempur, drone,” kata Bang Oji yang pernah berguru kepada KH Syamsuri Badawi dari Ponpes Tebu Ireng.
Begitu pula ayat tarmihim bihijarotin min sijjil  suka menimbulkan pertanyaan. Sebab sijjil artinya tanah yang dibakar. Tapi kemudian dipahami tanah terbakar yang panas itu berasal dari neraka.  Bagaimana dapat dijelaskan burung yang berada di alam ghaib neraka itu dapat muncul di alam syahadah? Begitu pula bagaimana dapat dijelaskan,  burung dapat membawa batu panas terbakar tanpa dirinya terbakar? Padahal batu itu ketika dilemparkan ke musuh, maka tubuh tentara dan gajahnya hancur seperti dimakan ulat.
Dijelaskan, peristiwa itu memang dahsyat. ’Burung’ ababil tentu sangat istimewa sehingga menabrak logika manusia. Misi penting surat Al Fiil, Allah ingin membuka kembali memori bangsa Quraisy tentang bala tentara pasukan gajah yang kuat itu dapat hancur lebur seperti daun lumat dimakan binatang. Ketika tidak berdaya kemudian mereka pasrah maka Allah mengirimkan kekuatan yang tidak disangka-sangka datangnya menyelamatkan mereka.
Penerapan dalam kehidupan kita, sambung Bang Oji, ketika berdakwah pahami ideologi negara ini, sejarah masa lalunya. Siapa saja yang berperan mendirikan dan membela bangsa ini. Setelah itu susun strategi dakwah yang tepat  sehingga ketika dakwah menyinggung negara tidak membuat gaduh. (sgp)

Tidak ada komentar: