Kiai yang sibuk dengan urusan politik dan selebritas
bisa termasuk golongan orang-orang shalat tapi terhitung celaka. Sebab
kesibukannya itu membuat lalai kepada tujuan pembinaan umat, pamer, dan
merintangi bantuan.
Hal itu disampaikan KH Sachroji Bisri saat kajian surat
Al Maa’uun dalam Kajian Tafsir Alquran Berdasarkan Turunnya Wahyu dengan
Pendekatan Stategi Taktik di Pesantren Mahasiswa Rausanfikr Surabaya, Sabtu
(17/9).
Perintah shalat dalam Alquran, ujar Bang Oji, panggilan
akrabnya, selalu didahului kata qoma,
aqima yang artinya berdiri untuk menegakkan. Maksudnya, melaksanakan shalat
sesuai dengan aturan. Aturan itu mulai dari niat, syarat, rukun, bacaan, dan
gerakan.
”Shalat saja
belum tentu sesuai aturan. Apalagi asal-asalan shalat. Yang membuat orang shalat bisa celaka fawailul
lilmusholliin, karena lalai, riya’
dan meremehkan pemberian barang sepele,” kata Bang Oji. Tiga unsur ini potensial dilakukan kiai
politik dan selebritas.
Al maa’uun itu artinya barang-barang seperti kapak,
kuali, piring, gelas, jarum, dan sejenisnya. Barang seperti ini menjadi sepele
di mata orang sekarang ini. Mereka maunya terima uang segebok berupa dollar,
mobil, dan rumah yang dianggap barang mewah. Tapi sekarang menerima barang itu bisa-bisa
berurusan dengan KPK.
Aktivis HMI semasa kuliah di UI Jakarta ini
menjelaskan, kiai zaman dulu mendirikan pesantren di daerah hitam, rawan
kriminalitas, adalah untuk menegakkan shalat. Perilaku masyarakat diubah dengan
memberikan penerangan Alquran dan praktik sosial.
”KH Ahmad Dahlan ketika mengajarkan surat Al Maa’uun
ini langsung mengajak murid-muridnya ke pasar memberi makan orang miskin dan
memperhatikan anak yatim,” katanya. ”Dan itu dilakukan berulang-ulang
sampai-sampai muridnya bosan kok ngajinya tidak berganti surat. Jawaban Ahmad
Dahlan sederhana saja: apa yang sudah kamu amalkan dengan surat Al Maa’uun?
Jadi termasuk orang celaka ialah mereka shalat tapi
membiarkan ada orang kelaparan di sekitarnya. Tidak memberikan sesuatu ketika
ada orang meminta. Dengan demikian menegakkan shalat menurut ayat Al Maa’uun
berhubungan dengan kegiatan sosial. ”Indonesia menjadi muslim karena aktivitas
sosial yang dilakukan para juru dakwah terdahulu,” kata dia menerangkan.
Sebelumnya Bang Oji juga menjelaskan, munculnya
orang-orang yang mendustakan agama seperti meremehkan hari kiamat, hari
pembalasan dan perhitungan amal di akhirat.
Perbuatan mereka adalah mencelakakan orang-orang lemah tanpa pelindung
seperti anak yatim dan mengabaikan hak orang miskin. (sgp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar