Rabu, 21 September 2016

Kiai Politik Shalatnya Bisa Celaka



 Kiai yang sibuk dengan urusan politik dan selebritas bisa termasuk golongan orang-orang shalat tapi terhitung celaka. Sebab kesibukannya itu membuat lalai kepada tujuan pembinaan umat, pamer, dan merintangi bantuan.  

Hal itu disampaikan KH Sachroji Bisri saat kajian surat Al Maa’uun dalam Kajian Tafsir Alquran Berdasarkan Turunnya Wahyu dengan Pendekatan Stategi Taktik di Pesantren Mahasiswa Rausanfikr Surabaya, Sabtu (17/9).

Perintah shalat dalam Alquran, ujar Bang Oji, panggilan akrabnya, selalu didahului kata qoma, aqima yang artinya berdiri untuk menegakkan. Maksudnya, melaksanakan shalat sesuai dengan aturan. Aturan itu mulai dari niat, syarat, rukun, bacaan, dan gerakan.

”Shalat  saja belum tentu sesuai aturan. Apalagi asal-asalan shalat.  Yang membuat orang shalat bisa celaka  fawailul lilmusholliin,  karena lalai, riya’ dan meremehkan pemberian barang sepele,” kata Bang Oji.  Tiga unsur ini potensial dilakukan kiai politik dan selebritas.

Al maa’uun itu artinya barang-barang seperti kapak, kuali, piring, gelas, jarum, dan sejenisnya. Barang seperti ini menjadi sepele di mata orang sekarang ini. Mereka maunya terima uang segebok berupa dollar, mobil, dan rumah yang dianggap barang mewah. Tapi sekarang menerima barang itu bisa-bisa berurusan dengan KPK.

Aktivis HMI semasa kuliah di UI Jakarta ini menjelaskan, kiai zaman dulu mendirikan pesantren di daerah hitam, rawan kriminalitas, adalah untuk menegakkan shalat. Perilaku masyarakat diubah dengan memberikan penerangan Alquran dan praktik sosial.

”KH Ahmad Dahlan ketika mengajarkan surat Al Maa’uun ini langsung mengajak murid-muridnya ke pasar memberi makan orang miskin dan memperhatikan anak yatim,” katanya. ”Dan itu dilakukan berulang-ulang sampai-sampai muridnya bosan kok ngajinya tidak berganti surat. Jawaban Ahmad Dahlan sederhana saja: apa yang sudah kamu amalkan dengan surat Al Maa’uun?

Jadi termasuk orang celaka ialah mereka shalat tapi membiarkan ada orang kelaparan di sekitarnya. Tidak memberikan sesuatu ketika ada orang meminta. Dengan demikian menegakkan shalat menurut ayat Al Maa’uun berhubungan dengan kegiatan sosial. ”Indonesia menjadi muslim karena aktivitas sosial yang dilakukan para juru dakwah terdahulu,” kata dia menerangkan.

Sebelumnya Bang Oji juga menjelaskan, munculnya orang-orang yang mendustakan agama seperti meremehkan hari kiamat, hari pembalasan dan perhitungan amal di akhirat.  Perbuatan mereka adalah mencelakakan orang-orang lemah tanpa pelindung seperti anak yatim dan mengabaikan hak orang miskin. (sgp)

Tidak ada komentar: