Isa bin Maryam. Begitu namanya tertulis
dalam Alquran. Orang Kristen menyebutnya Yesus. Tetapi kedua nama itu tidak
berbau Ibrani. Isa sebutan Arab, Yesus nama Rumawi. Lantas siapa nama aslinya? Yezua,
begitu nama Yahudinya. Ironisnya, jati diri keibranian pemilik nama itu kabur
menjadi berbau Eropa. Apalagi ajarannya yang tauhid berubah menjadi politeisme
dan liberal.
Di antara para nabi, kehidupan Isa adalah
paling kontroversial. Mulai kelahiran hingga kematiannya tetap menjadi misteri.
Sepertinya Nabi Isa besar di keluarga penuh kontroversi. Kakeknya adalah Imran,
nama yang dipuji Allah dalam Alquran karena keimanan dan ketaqwaannya. Imran
bersaudara dengan Nabi Zakaria. Dua bersaudara ini membuat resah para rabi
Yahudi karena suka mengkritik perilaku mereka yang korup. Karena itu dua orang
ini disingkirkan dari kekuasaan
baitullah di Yerusalem.
Sebelum mati, Imran pernah meramalkan
kedatangan sang pembebas Palestina. Ramalan ini dipercaya rakyat sehingga
mereka menunggu-nunggu kedatangan sang pembebas yang disebut Mesias alias Al
Masih. Tapi penguasa Rumawi sangat gusar karena ramalan itu membuat rakyat
bergejolak. Setelah istri Imran, Hana, melahirkan bayi perempuan yang diberi
nama Maryam, harapan rakyat terhadap kedatangan Al Masih memupus.
Memang Al Masih itu bukan Maryam. Ternyata
sang pembebas yang ditunggu itu adalah Isa, anak yang dilahirkan Maryam dengan
kontroversi. Maryam, gadis pengabdi baitullah itu tiba-tiba hamil. Masyarakat
pun geger. Orang mencibirnya telah berzina. Dia dituduh mencemarkan lingkungan sakral baitullah. Betapa
menderitanya gadis tanpa dosa ini menanggung caci maki orang yang meragukan
kesuciannya.
Anda bisa membayangkan ketika gadis itu
terpojok tanpa mampu menjawab pertanyaan orang tentang siapa lelaki yang
menghamilinya? Dia menjawab bahwa ini kehendak Tuhan. Orang pun tidak percaya.
Mana ada gadis hamil tanpa perbuatan lelaki?
Rupanya Allah ingin membuat keanehan pada diri
Maryam. Sudah takdir gadis suci itu yang terpilih. Sebab jika Allah memilih
gadis nakal yang hamil justru menjadi tidak aneh. Masyarakat tidak gempar
karena sudah maklum. Tapi takdir ini
membuat Maryam penuh derita, terusir dari kampung halaman, dan kesepian.
Dia lalu mengungsi ke Baitul Lahim atau Betlehem.
Sewaktu bayi Maryam lahir, kontroversi kembali muncul saat dia kembali
ke Yerusalem. Sebab bayi itu bisa
berbicara menjawab keraguan masyarakat akan kesucian ibunya. Kontroversi terus
melingkupi Isa bin Maryam hingga dewasa.
Isa yang hidup damai sebagai tukang kayu,
tiba-tiba nasibnya berubah karena tuduhan sebagai penghasut terhadap kekuasaan para rabi dan penguasa
Rumawi, serta penyebar ajaran sesat. Gara-garanya dia menyampaikan ajaran Tuhan
yang diikuti orang-orang miskin.
Tuduhan serupa juga diberikan kepada
saudaranya, Yahya bin Zakaria. Orang Kristen menyebutnya Yohanes Pembaptis.
Yahya mati lebih dulu karena dipenggal kepalanya oleh penguasa Rumawi.
Murid-muridnya kemudian mengikuti Isa.
Isa berkelana ke banyak daerah. Pengikutnya
terus bertambah sehingga para rabi menjadi dengki. Isa makin terkenal karena
doa-doanya makbul. Bisa menyembuhkan orang sakit. Bahkan menghidupkan orang
mati. Memberi makan banyak orang hanya dengan roti yang sedikit.
Kehadiran Isa membangkitkan kembali harapan
rakyat tentang kedatangan Sang Al Masih, pembebas Palestina. Tak ayal, banyak
rakyat mengikutinya, memuja-muja, dan mengkultuskan. Bagi penguasa situasi ini
sangat membahayakan stabilitas negara. Bagi rabi Yahudi, ajaran Isa mengganggu
kemapanannya karena rakyat miskin tidak mau mengikuti fatwanya.
Konspirasi rabi dan penguasa pun terjadi
untuk menjatuhkan Isa. Tuduhan makar dan pemberontakan dialamatkan kepadanya.
Mereka melemparkan tuduhan Isa berambisi ingin menjadi raja bangsa Ibrani. Isa
pun ditangkap lalu diadili dengan vonis hukuman mati disalib.
Kematian Isa pun jadi kontroversi. Orang
Kristen meyakini Isa mati di tiang salib. Orang Islam membantahnya. Sebab
Alquran surat An Nisa’:157 menceritakan, perkataan mereka sesungguhnya kami
telah membunuh Al Masih Isa bin Maryam, rasulullah padahal tidak mereka
membunuhnya dan tidak menyalibnya akan tetapi diserupakannya bagi mereka.
Sebenarnya orang-orang yang berselisih pendapat tentang pembunuhan itu
benar-benar dalam keraguan. Mereka tidak ada pengetahuan tentang hal itu
kecuali mengikuti perkiraan dan mereka tidak yakin telah membunuhnya.
Jika merujuk kepada ayat tadi berarti
terjadi salah tangkap ketika penggerebekan
di Taman Getsemani tempat
pertemuan Isa dan murid-muridnya. Menurut
cerita Injil, ada kesan pasukan tentara yang bertugas sebenarnya tidak
mengenal Isa. Karena itu dalam rencana penangkapan mereka menunggu tanda dari Yudas bahwa orang
yang didatangi dan diciumnya itu adalah Isa. (Injil Lukas 22: 47-53, Matius 26:
47-56, Markus 14: 43-50, Yohanes 18:
1-11)
Penggerebekan berlangsung di malam gelap
usai perayaan Paskah. Sempat terjadi perlawanan. Menurut Injil, Isa menghadapi
tentara itu dan menyerahkan diri. Sementara murid-muridnya lari menyelamatkan
diri. Alquran hanya menceritakan, saat
situasi gawat terjadi Allah mengangkat dia ke sisinya (An Nisa’: 158).
Dari kisah ini, ada kemungkinan Isa
diselamatkan oleh murid-muridnya kemudian hidup bersembunyi. Dalam suasana gelap dan kacau itu lantas
tentara asal tangkap orang yang mirip Isa. Ahli tafsir ada yang menyebut orang
itu Yudas. Namun tidak jelas darimana sumber rujukannya.
Kemungkinan lain, orang yang disalib itu
adalah Simon dari Kirene. Dia ini saat menonton arakan Isa, dipaksa tentara
Rumawi memanggul kayu salib menuju Bukit Golgota (Injil Matius 27:32, Markus
15:21, Lukas 23:26). Boleh jadi saat dalam perjalanan ini Isa diselamatkan
muridnya. Lalu Simon menjadi korban penyaliban. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar